Blogroll

Saudaraku, Do’akanlah orangtuamu, Berbuat baiklah pada mereka, Sebelum kamu menyesalinya!

Cicak Yang Terjebak Di Lem Tikus, Pelajaran Berharga Untuk Menyadari Potensi Diri

Karena belakangan banyak tikus di rumah saya pasang lem tikus di beberapa sudut rumah.
Maklum rumah lagi direnovasi dan ribuan buku bertumpuk-tumpuk.
Tapi bukan ini yang saya mau ceritakan.
Ternyata di salah satu lem tikus ada cicak yang terdiam dan tidak bisa bergerak. Sesekali dia berusaha melepaskan diri tapi tetap saja tidak berhasil.
Padahal yang terekat lem hanyalah ekornya saja, sedangkan keempat kakinya menapak bebas di lantai.
Aneh, kenapa tidak dilepas saja ekornya, kan cicak bisa? pikirku.
Setelah aku tunggu agak lama tetap saja cicak tersebut tidak bisa lepas, dia tetap mencoba berjalan maju, tapi buntutnya yang terekat membuatnya tak bisa ke mana-mana.
Setelah sekian lama gagal, cicak itu malah mulai diam dan pasrah.
Akhirnya aku dekatkan kakiku, menakut-nakuti dengan kaki, sambil ngomong ke cicak itu sambil
"Eh, kamu bisa lepas buntut lagi"
Bukan sulap bukan sihir, sekalipun cicak tidak bisa bahasa manusia dia bergerak ketakutan dan mengibaskan ekornya dan ekornya lepas dari tubuhnya, dan dia berhasil meloloskan diri.

Apa hikmahnya?
Kita mempunyai potensi besar untuk mengatasi masalah, tapi seringkali tidak menyadarinya.
Sama seperti cicak tersebut. Sejak awal ia bisa lepas dari perekat kalau dia sadar potensinya atau kemampuannya membuang ekor.
Tapi ia tidak lakukan, karena insting melepas ekor hanya muncul ketika ada gangguan ada hal yang mengagetkan.
Ketika hambatannya cuma terekat instingnya untuk mengibaskan ekor hilang.
Tapi ketika ada gangguan dari saya, instingnya muncul lagi dan ia membebaskan diri dengan potensi yang sudah ada sejak lama.

Percaya atau tidak,
Anda sebenarnya punya potensi mempunyai penghasilan 10 kali lipat dari penghasilan sekarang mungkin 100 mungkin 1000 kali lipat.
Tapi Anda tidak menyadarinya?
Buat yang masih sekolah, Anda punya potensi untuk melompatkan potensi 10 kali lipat bahkan lebih!
(Bahasan lengkap akan ada di buku no excuse mendatang)

Tapi seringkali kita biarkan potensi itu, dan biasanya baru muncul ketika ada masalah.
Mungkin potensi itu keluar ketika terpaksa.
Mungkin ketika ada yang sakit.
Mungkin ketika ada merasa terhina, baru potensi itu keluar.
Seperti cicak tadi, baru mengeluarkan segala potensinya setelah merasa terancam.

Tung Dasem Waringin, prestasinya melesat baik di BCA.
Akan tetapi ketika ayahnya sakit dan dirawat di Singapura, ternyata gaji sebulannya hanya sanggup membayar biaya rumah sakit sehari saja.
Lalu ia sadar bahwa apa yang dicapainya ternyata belum bisa membantu orang yang dicintainya.
Akhirnya ia nekat banting stir, membangun perusahaan sendiri di bidang motivasi.
Hasilnya, penghasilan sebulan di BCA dulu, kini bisa diterimanya hanya beberapa jam mengisi seminar. Mungkin beberapa menit!
Potensinya keluar ketika ia dibenturkan masalah.

Permasalahannya apakah Anda ingin potensi terbaik Anda keluar setelah ada masalah?
Karena kalau Anda menunggu ada masalah maka biasanya ada korbannya.
(Dalam banyak kasus orang yang kita cintai sudah meninggal terlebih dahulu karena kita tidak mampu membiayai pengobatan terbaik - tentu saja hidup dan mati di tangan Allah).

Apakah Anda memilih ada masalah dan goncangan dahulu baru mengobarkan semangat?
Atau mau mulai sekarang sehingga ketika ada masalah kita sudah mampu mengatasinya?

Coba renungkan!
Jika orang yang Anda cintai harus masuk ICU dengan 1 juta sehari bisakah Anda membiayainya? (Nauzubillah)
Jika Anak Anda harus di oerasi dengan biaya 100 juta apakah sanggup membayarnya? (Nauzubillah)
Jika ternyata anak Anda mendapat peluang yang sangat baik untuk masa depannya, tapi Anda harus membiayainya dengan mahal apakah Anda sanggup?
Dan banyak lagi kemungkinan yang akan muncul.

Apakah Anda menunggu itu terjadi baru mengembangkan potensi?
Atau mau mulai dari sekarang?

From : Bisa! by Isa Alamsyah

Related Post

Previous
Next Post »