Punya banyak rencana tapi kesulitan mewujudkan? Bisa jadi
lima hal ini peyebabnya.
1. Overplanning.
Seringkali kita merasa waktu 24 jam dalam sehari tak cukup
untuk menyelesaikan berbagai aktivitas. Inilah pentingnya membuat rencana untuk
menentukan prioritas.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menentukan
prioritas, bisa dalam bentuk harian, mingguan atau bulanan. Apa yang Anda
pilih, yang penting adalah aksi. Jangan sampai hanya sibuk membuat rencana tapi
nihil dalam pelaksanaan.
Menurut M Christian dalam bukunya "Time Management,
Mengatur Waktu itu Mudah", ada dua gejala overplanning:
* Terlalu sibuk berkutat dengan rencana dan gagal
mengeksekusi rencana yang sudah dibuat. Langkah kita hanya berhenti di rencana,
padahal dalam manajemen waktu pelaksanaan adalah alangkah berikutnya.
* Menjadikan semua kegiatan sebagai obyek rencana. Merencanakan
semua hal yang akan dijalani memang perlu, tapi jangan lupa, ada kalanya kita
juuga harus bersiap menghadapi hal-hal tak terduga.
2. Misplanning.
Kesalahan perencanaan adalah kesalahan kedua dalam manajemen
waktu. Kesalahan perencanaan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, di
antaranya salah informasi. Ini terjadi karena informasi yang dikumpulkan tidak
lengkap dan tidak tepat. Padahal informasi yang akurat adalah kunci utama
mencapai keberhasilan mengatur waktu.
Kesalahan informasi ini akan berdampak panjang, seperti
salah sasaran, salah penempatan sumber daya, salah penentuan waktu. Kalau yang
terjadi seperti ini, sudah pasti rencana akan buyar sehingga gagal mencapai
tujuan.
3. Overscheduling.
Kalau kebanyakan jadwal akibatnya Anda tak memiliki me time,
dan aktivitas yang Anda kerjakan juga belum tentu memiliki hasil maksimal.
Mengapa? Karena Anda selalu merasa dikejar waktu dan terburu-buru.
Overscheduling akhirnya yang malah menjadi penghambat
efektivitas, karena menuntut Anda melakukan banyak hal dalam waktu yang
terbatas. Efek jangka panjangnya dapat menimbulkan stres dan membuat Anda
merasa tak nyaman melakukan pekerjaan.
4. Overdetail.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan, setiap detil memang
perlu diperhatikan. Namun, ini bukan berarti membuat Anda menjadi berlebihan
dalam memerhatikan detil. Akibatnya rencana yang seharusnya simpel dan mudah
terlihat rumit dan kompleks, sehingga menjadi sulit dikendalikan.
Gejala overdetail ini mendorong Anda mencatat terlalu banyak
hal, padahal bisa jadi tak semuanya penting. Dalam perencanaan manajemen waktu,
ini bisa membawa efek buruk. Pertama akan membuat Anda kehilangan pegangan
untuk membedakan mana yang utama dan mana kurang penting.
Terlalu detil juga cenderung membuat Anda menyamakan semua
hal, sehingga tak jarang membuat pekerjaan mudah terasa menjadi lebih rumit.
Kedua, sikap tersebut akan membuat Anda sulit bersikap fleksibel, sehingga saat
menghadapi hal-hal tak terduga Anda akan merasa sedang menghadapi masalah
besar.
5. Delaying.
Sikap suka menunda bisa dibilang tidak disiplin. Ini adalah
pengganggu utama dalam manajemen waktu. Tanpa kedisiplinan dari dalam diri,
manajemen waktu takkan berjalan efektif. Disiplin berarti memiliki komitmen
untuk menjalani rencana sesuai misi dan tujuan yang telah Anda rencanakan.
Seringkali, ketidakdisiplinan ini muncul karena berbagai
godaan yang enggan Anda hindari, misalnya menunda. Ketika Anda menunda
pekerjaan, berarti menunda sehari untuk mencapai tujuan.
Untuk menghindari ini tentu Anda harus memiliki motivasi
kuat dari dalam diri. Kalau rasa malas melanda, yang perlu diingat adalah saat
Anda menandai satu dari daftar yang harus dilakukan itu berarti Anda semakin
mendekati tujuan.
Jadi, mulai sekarang singkirkan hal-hal yang mengaganggu
konsentrasi dan fokus pada tujuan awal yang sudah Anda rencanakan.
(Majalah Chic/Bestari Kumala Dewi)