Cerita ini berawal dari seorang anak jalanan yang berjalan tak tentu arah, mencari makan dari bus ke bus, dari rumah ke rumah, tidur dari emperan toko ke toko lain, mengadahkan tangan untuk mengharap belas kasihan dari orang-orang dermawan.
Waktu demi waktu, hari terus berjalan, bulan berganti bulan, hingga sampai suatu saat, anak itu meminta-minta di sebuah rumah yang berpenghuni seorang janda yang hidup sebatang kara.
“Bu boleh minta makan? Atau minum juga boleh Bu”, memelas anak itu.
“Oya silahkan masuk nak, kalau cuma untuk makan atau minum tidak usah minta-minta kayak gini.” Ibu itu menerimanya dengan tulus.
“Nih secangkir susu hangat, biar badanmu terasa hangat”, tambah ibu itu. “Kalau cuma untuk secangkir susu hangat, kamu tidak perlu minta-minta lagi, datang aja ke sini, nanti ibu siapkan”, jelas ibu dengan tulus.
“Dan mulai sekarang ibu sudah menganggap kamu seperti anak ibu sendiri..” tambah ibu itu.
“Ya terima kasih banyak bu..” jawab anak itu.
Keesokan harinya ibu menunggu anak itu, tapi apa hendak di kata anak itu tak kunjung datang lagi ke rumah ibu itu. Ternyata, setelah diketahui anak jalanan itu tertangkap razia oleh Satpol PP.
Wanita itupun sudah berpindah-pindah rumah.
20 tahun kemudian ibu janda itu divonis mengidap kanker ganas dan harus dioperasi. Karena ibu itu hanya sebatang kara dan tak memiliki uang, maka rumah yang dia tempati sekarang akan dijualnya untuk biaya operasi.
Tapi betapa kagetnya ibu itu ketika hendak membayar, ternyata telah lunas, dan di sana tertulis...
"TELAH DIBAYAR DENGAN SECANGKIR SUSU HANGAT.."
Ternyata setelah tertangkap razia oleh Satpol PP, anak jalanan itu disekolahkan oleh pemerintah sampai dia menjadi seorang dokter, dan ketika itu hanya satu yg ada dalam pikiran anak itu..
"BAGAIMANA SAYA BERTERIMA KASIH DAN MEMBALAS JASA IBU INI.."
Karena itu berpuluh tahun pun anak itu tak lupa wajah sang wanita tua.
Dikirim oleh Bapak Ronny Dewanyara Putra
Apa hikmahnya kisah ini?
Ada sumber yang mengatakan ini adalah kisah nyata, tapi saya harus reconfirm dulu kepastiannya.
Terlepas ini kisah nyata atau inspirasi belaka kisah ini menujukkan bahwa apapun yang kita lakukan pada hari ini PASTI akan dibalas oleh ALLAH SWT, mungkin hanya waktu saja yang akan menjawab.
Jadi teruslah berbuat baik, jangan berhenti, dan bersedekahlah... Yakinlah ALLAH SWT akan membalas itu semua. Amin.
Apakah Anda ingin memberi susu hangat seperti ibu tadi?
Ya hanya dengan mengklik link ini Anda insya Allah sudah bermal baik.
From : Bisa! by Bapak Ronny Dewanyara Putra
Kesuksesan di tangan kita sendiri
Joe Louis adalah seorang petinju kelas berat berkulit hitam. Pada waktu Joe Louis aktif sebagai petinju professional tahun 1940-an masih terjadi diskriminasi terhadap orang kulit hitam. Juri tinju pada saat itu selalu orang kulit putih. Walaupun dalam sebuah pertandingan tinju seorang kulit putih dipukuli terus selama 15 ronde (tanpa membalas) oleh petinju kulit hitam tetap saja pemenangnya adalah petinju kulit putih.
TIdak sekali dua kali, kejadian ini terus terjadi.
Akhirnya Joe memutuskan melatih stamina dan pukulannya jauh lebih keras daripada orang-orang kulit putih. Ia menambah latihan-latihan ekstra. Ia push up jauh lebih banyak daripada orang kulit putih.
Ia berkata, “Juri paling fair adalah tanganku sendiri!”.
Sejak saat itu Joe Louis menjadi Si Raja KO (Knock Out).
Sekalipun hidup di era diskriminasi, ia menjadi petinju kulit hitam pertama yang menjadi juara dunia kelas berat.
Karena tidak mungkin bukan, juri memenangkan petinju kulit putih yang KO terkapar?
Ia tidak mau mengharapkan belas kasihan juri untuk sukses.
Ia tidak mau bergantung pada juri untuk kesuksesannya.
Joe Louis sadar suksesnya berada di tangan sendiri.
Bagaimana dengan Anda?
Sukses di tangan Anda
Ketika sekolah atau kuliah kita komplain terhadap guru yang mengajar tidak enak. Kita komplain dengan fasilitas belajar yang kurang.
Tapi sukses belajar ada di tangan kita sendiri.
Kalau kita memlilih pada kekurangan yang ada toh kita juga yang rugi.
Anda bisa pilih menunggu dikasihani atau memutuskan untuk menyelesaikannya dengan tangan sendiri seperti Joe Louis, apapun kondisinya.
Ketika kita bekerja kita komplain pekerjaan sulit, kita komplian gaji yang rendah,
kita komplain jarak kantor yang jauh.
Sekali lagi sukses ada di tangan sendiri!
Tidak ada yang memaksa Anda bekerja di mana, di gaji berapa, kerjanya apa.
Itu pilihan hidup Anda, dan tetap punya pilihan.
Tapi dimanapun Anda bekerja (sepanjang halal) harus menunjukkan dedikasi tinggi, karena itu tanggung jawab yang dipikul ketika setuju menerima pekerjaan, apapun keadaannya.
Kalaupun tidak puas, Anda bisa pilih menunggu dikasihani atau memutuskan untuk menyelesaikannya dengan tangan sendiri seperti Joe Louis.
Siapa bilang dunia tidak adil?
Karena semua manusia mempunyai potensi untuk mengatasi masalah dengan tangannya sendiri.
Jika kita percaya Allah maha adil berarti kita percaya bahwa kita telah dibekali segala yang dibutuhkan untuk sukses dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Sukses di tangan Anda!
From Bisa! by Agung &Isa Alamsyah
Saudaraku,
Do’akanlah orangtuamu,
Berbuat baiklah pada mereka,
Sebelum kamu menyesalinya!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)