Blogroll

Saudaraku, Do’akanlah orangtuamu, Berbuat baiklah pada mereka, Sebelum kamu menyesalinya!

SAYA BUTUH KETENANGAN?

EXCUSE NO.1 DALAM MENULIS ATAU BERKARYA: SAYA BUTUH KETENANGAN!

Seringkali orang menjadikan alasan butuh ketenangan untuk menulis. Baik penulis pemula ataupun penulis yang sudah berpengalaman. Bagi penulis pemula tidak mau memulai karena belum ada ketenangan. Bagi penulis berpengalaman berhenti menulis ketika ketenangan itu hilang. Sekarang kita lihat contoh-contoh berikut.

Kota Beirut di Libanon adalah salah satu kota paling produktif dalam menulis buku atau mencetak buku di Timur Tengah. Apakah Beirut itu kota yang tenang? Tidak! Perang berkecamuk terus sejak th 1960-an sampai sekarang. Kota Beirut yang selalu perang justru lebih produktif dari kota-kota lain di Timur Tengah yang damai-damai saja.

Tan Malaka menghasilkan masterpiece nya yaitu MADILOG (Materialisme, Dialektika dan Logika) justru ketika berperang melawan Belanda.

Abdullah Azzam seorang yang dituakan oleh Mujahidin Afghanistan menghasilkan jauh lebih banyak buku ketika berperang melawan Uni Sovyet ketimbang waktu damai.

Walt Disney juga selalu produktif menggambar ketika berperang. Syekh Yusuf Al Taj Al Khalwati Al Makassari juga tetap produktif menulis ketika bersama Sultan Ageng Tirtayasa berperang melawan Belanda.

Mengapa saya ambil contoh selalu tentang perang? Karena perang itu adalah kondisi paling ekstrim dari ketidaktenangan. Baik ketidaktenangan secara fisik (kondisi bising dan lain sebagainya) ataupun ketenangan secara batin (Dagdigdug khawatir diserbu musuh, kondisi kelaparan, kedinginan, kekurangan senjata, amunisi, dan lain sebagainya)

Tokoh-tokoh di atas bisa menjadikan ketidaktenangan sebagai excuse untuk tidak berkarya tapi mereka memilih tidak berdalih (excuse) dan tetap berkarya. NO EXCUSE!

From Bisa by : Agung Pribadi

Related Post

Previous
Next Post »