Blogroll

Saudaraku, Do’akanlah orangtuamu, Berbuat baiklah pada mereka, Sebelum kamu menyesalinya!

ANAK INDONESIA MENULIS, MELOMPATI NEGARA MAJU!

Salah satu masalah bangsa Indonesia adalah minimnya budaya baca dan tingginya budaya menonton. Negara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang, sebelum mereka memasuki budaya televisi mereka sudah mempunyai budaya membaca yang mengakar sehingga kehadiran televisi tidak merusak minat baca anak bangsa.
Sedangkan Indonesia, belum sempat terbangun minat baca, sudah masuk televisi sehingga budaya baca makin terpinggirkan. Lebih buruk lagi, bangsa ini tidak diberi sajian tontonan yang mendidik, jadi makin saja terpuruk.

Untungnya harapan mulai bersinar jika kita melihat anak-anak kita.
Kini bukan saja minat membaca mulai tumbuh, bahkan anak Indonesia sudah mulai menulis. Fenomena anak menulis bahkan belum banyak terjadi di Amerika, Jepang atau negara maju lainnya. Jadi kita boleh bangga. (Stasiun TV NHK Jepang secara khusus pernah meliput fenomena ini).

Mizan bisa jadi merupakan pelopor anak-anak penullis dalam KKPK-nya (Kecil-Kecil Punya Karya), dimulai dari karya Izati dan Abdurrahman Faiz. Setidaknya kini ada 90 anak menulis dan sudah lebih dari seratus buku KKPK diterbitkan. Awal Juni 2010 lalu, baru saja para penulis cilik ini mengadakan kongres penulis cilik di kantor Menteri Pendidikan. Dalam sambutannya Menteri Pendidikan menyatakan dukungannya terhadap program anak Indonesia menulis.
(Lucunya sempat ada penulis cilik yang mengadu ke Menteri Pendidikan karena ketika mencoba masuk ke SMP dengan jalur prestasi, ia ditolak karena menulis buku tidak dianggap prestasi, nah lo! - itu terjadi di masa kementrian sebelumnya -. Menteri akhirnya menjanjikan bahwa menulis akan dikategorikan sebagai prestasi yang harus jadi bahan pertimbangan)

Lingkar Pena Publishing (anak perusahaan Mizan) juga mulai mengorbitkan anak-Indonesia menulis dengan program Penulis Cilik Punya Karya. Bahkan karya Putri Salsa, "Cool Skool" dan "Best Friend Forever (Cool Skool 2)" menjadi best seller di group mizan, masuk dalam 3 besar di bawah Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Artinya penulis cilik bukan sekedar bisa menulis tapi juga mampu menulis buku yang marketable (punya daya jual).

Kini Asma Nadia Publishing juga mengorbitkan karya anak Indonesia, dengan buku Mostly Ghostly-nya Adam Putra dan sedang menggarap karya anak kecil lainnya.

Bahkan Asma Nadia Publishing juga mengadakan pelatihan menulis khusus buat anak-anak, dengan metode yang cocok untuk anak-anak. Diharapkan dari pelatihan ini muncul lagi karya tulis anak Indonesia yang kreatif dan marketable.
Karya peserta pelatihan yang layak diterbitkan tentu saja akan dirilis. Peserta bahkan bisa mengirim dahulu karya cerpennya untuk dikoreksi langsung oleh Asma Nadia sebelum pelatihan.

Jika kita bisa berhasil melompati budaya negara maju, kita bisa selangkah lebih maju.
Dari budaya baca sudah mulai kita lakukan, tinggal dari bidang lain kita lompati, sehingga bangsa kita menjadi bangsa besar.

From Bisa by : Isa Alamsyah

Related Post

Previous
Next Post »