Blogroll

Saudaraku, Do’akanlah orangtuamu, Berbuat baiklah pada mereka, Sebelum kamu menyesalinya!

Tidak Membumi

Seorang guru besar yang mengusai banyak bidang pengetahuan sedang mengadakan diskusi ilmiah dengan para mahasiswa pasca sarjana unggulan dari berbagai jurusan yang berasal dari berbagai universitas ternama.
Setelah begitu lama berdiskusi tentang ilmu pengetahuan, sang guru besar melontarkan sebuah pertanyaan.
"Anda adalah seorang ilmuwan, ketika berjalan Anda melihat kotoran sapi di depan, apa yang Anda pikirkan?"
"Wah kalau saya akan berpikir bahwa, kotoran sapi mengandung bio gas yang bisa membantu pembuatan pupuk kompos alami," kata seorang mahasiswa pertanian.
"Kotoran sapi itu bisa jadi alternatif bahan bakar. Gas methane yang dihasilkan dari 40 kilogram kotoran sapi dapat digunakan untuk memanaskan kompor selama 6 jam,” jawab mahasiswa jurusan energi.
"Saya malah berpikir kotoran sapi bisa menjadi alternatif sumber energi listrik. Sebuah penelitian memperhitungkan bahwa kotoran yang dihasilkan oleh 10.000 sapi dapat digunakan untuk memberikan daya bagi 1.000 unit server computer", ujar mahasiswa lain.
Singkatnya semua mahasiswa berlomba memberikan opini, dan berharap bisa membuat impresi (kesan mendalam) buat sang guru besar.
Kemudian sang guru besar berdiri dan tersenyum.
"Tahukah Anda yang saya pikirkan ketika melihat kotoran sapi ada di depan saya?"
Semua mahasiswa diam menunggu sang guru besar melanjutkan kalimatnya.
"Saya akan berpikir untuk menghindari kotoran tersebut agar tidak menginjaknya. Percayalah, ketika itu benar benar terjadi, Anda juga akan berpikir sama seperti saya!"

Humor dan hikmah.
Salah satu masalah besar di negeri ini adalah terlalu banyak teori. Di negeri ini banyak orang pintar, sayangnya hanya sebatas teori.
Teori memang penting, tapi terlalu banyak teori malah berbahaya.
Terlalu banyak teori membuat kita mengawang-awang lupa dengan pijakan.
Kebanyakan teori membuat kita takut bertindak karena terlalu banyak pertimbangan.
Yang penting action!

Dalam setiap pelatihan yang kami selenggarakan, kami tentu saja menerangkan teori tetapi selalu menekankan untuk tidak terpenjara teori.
Dalam pelatihan menulis, setelah berbagai teori diberikan kami menekankan yang penting akhirnya adalah MENULIS, MENULIS dan MENULIS.
Begitu juga dalam workshop kepenulisan anak, MENULIS, MENULIS, MENULIS.
Jangan takut salah, jangan takut salah. Selesaikan dulu, baru baca ulang.
Dalam workshop parenting juga demikian. Teori tetap diberikan sebagai basis pengetahuan, tapi akan lebih banyak praktek contoh dan fakta yang disampaikan.
Secara teoritiis, Bangsa Indonesia harusnya menjadi salah satu bangsa terkaya, tapi kenyataannya bagaimana?
Jika membaca buku No Excuse halaman 141- 148 Anda akan miris melihat bagaimana fakta negeri ini yang jauh dari teori.

Kini saatnya kita bertindak,
Kini saatnya kita memulai, dari apa saja yang ada.
Kini saatnya memulai, dari diri sendiri.
ACTION!



From : Bisa! by Isa Alamsyah

Related Post

Previous
Next Post »