Seorang pemuda pengembara melihat seorang pria berkelakuan aneh.
Ia nongkrong di pinggir sungai dan menunjuk-nunjuk jarinya ke arah sungai. Mulutnya terlihat komat kamit.
Karena penasaran ia mendekati pria aneh tersebut, dan terdengar apa yang diucapkan sang pria.
"Empat...empat...empat...empat..." terus menerus pria itu mengucapkan kata yang sama sambil menunjuk-nunjuk ke arah sungai.
Karena penasaran pemuda itu berjalan mendekat
"Lagi ngapain, Pak?" katanya
Pria aneh itu terus melakukan hal yang sama.
Empat...empat...empat...empat..." terus menerus , sambil tetap menunjuk-nunjuk ke arah sungai.
Karena penasaran pemuda itu semakin mendekat, kali ini ia bertanya tepat di dekat telinga pria aneh tersebut.
"Lagi ngapain, Pak?" tanyanya.
Tanpa disangka pria anah itu mundur sedikit dan mendorong pemuda ke sungai
Byur.... pemuda itu jatuh ke sungai dan berenang ke pinggir.
Pria aneh itu terus melakukan hal yang sama. Tapi kali ini ucapannya berbeda
Lima...lima....lima...lima ..." terus menerus , sambil tetap menunjuk-nunjuk ke arah sungai.
Hikmah
Manusia memang mempunyai kebutuhan akan ilmu.
Kita sering ingin tahu, itu kebutuhan hidup, kebutuhan mahluk berakal.
Tapi kadang-kadang kita menyalurkannya untuk hal yang tidak perlu.
Pemuda itu tidak tahu kalau pria aneh itu memang orang kurang waras yang kerjanya mendorong orang ke sungai. Sejauh ini sih tidak ada korban yang fatal hanya sekedar basah kuyup.
Karena rasa ingin tahu, akhirnya pemuda tadi jadi korban, padahal tidak ada hal yang penting atas keingintahuan tersebut.
Ia jadi korban rasa ingin tahu untuk hal yang tidak urgent.
Kadang kita bergosip, karena ingin tahu masalah orang lain.
Kadang kita kasak kusuk urusan orang.
Kadang kita cari bocoran rahasia orang.
Pada akhirnya kita akan jadi korban atas keingintahuan yang tidak pada tempatnya.
Baik ghibah (ngomongin keburukan orang berdasarkan fakta) apalagi fitnah (berarti bicara dusta), keduanya akan dipertanggunjawabkan di akhirat.
Tidak usah menunggu akhirat, di dunia saja, kasak kusuk urusan orang akan menghabiskan energi, membuang waktu produktif, merusak hati dan pikiran kita. Jadi buat apa?
Apakah Anda rela menghabiskan waktu untuk kasak-kusuk yang tidak bermanfaat?
Menonton gosip yang selebrity yang bukan urusan kita?
Humor diceritakan ulang dari humor lanonim ama yang saya pernah dengar ketika SMP
From : Bisa! by Oleh Isa Alamsyah
Saudaraku,
Do’akanlah orangtuamu,
Berbuat baiklah pada mereka,
Sebelum kamu menyesalinya!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)