Blogroll

Saudaraku, Do’akanlah orangtuamu, Berbuat baiklah pada mereka, Sebelum kamu menyesalinya!

PARENTING: KENAPA ANAK-ANAK TAKUT HANTU?

Kenapa anak Indonesia takut hantu?
Bagaimana tidak takut hantu, kalau setiap hari dijejali dengan tayangan hantu-hantu.
Hantu selalu digambarkan sebagai sesuatu yang menakutkan.
Sesuatu yang membuat orang dewasa lari tunggang langgang, kencing di celana, atau jatuh pingsan.
Hantu bahkan digambarkan punya kemampuan super untuk membunuh, terbang, menembus tembok dan berbagai kemampuan yang tidak dimiliki manusia.
Tanpa sadar, otak tak sadar anak-anak kita, bahkan kita sendiri, mempercayai hal itu, tanpa sadar tertaman pada diri mereka untuk takut hantu dan percaya hantu punya kelebihan.

Lebih buruk lagi, banyak orang tua juga takut hantu.
Mungkin akibat salah pendidikan waktu masih kecil. Di masa lalu atau bahkan sekarang mungkin kita pernah dengar yang seperti ini:
"Kalau kamu nangis terus, kalau gak diam, nanti kamu diculik kantong wewe!" kata ibu menakuti, lalu sang ayah menggedor pintu sebagai sound effek. Anak ketakutan. Dan kedua orang tua tersebut sukses membuat anak jadi pengecut.
Kalau anak gak mau makan, orang tua bilang, "Nanti makanannya dimakan kuntilanak, dia dateng ke sini."
Terwarisilah kepengecutan itu pada anak-anak mereka.

Orang beriman belum tentu juga lepas dari paranoid hantu ini.
Seorang ulama menulis bahwa jika kita sholat lebih khusuk di tempat yang dibilang angker daripada di tempat bisa atau di mesjid, berarti kekhusukan itu muncul karena ketakutan kita pada hantu, ini justru membahayakan iman (saya lupa baca di buku apa tapi setuju dengan pendapatnya).

Hal seperti ini tidak terjadi di banyak negara barat.
Ketika saya bekerja di Jakarta International School, saya sering berbincang-bincang tentang berbagai hal, dengan anak-anak SD yang saya awasi, salah satunya berbincang tentang hantu.
Sebagian besar mereka tertawa, mereka bilang hantu cuma ada di TV, mereka bilang mereka tidak takut hantu, mereka bilang mereka tidak percaya hantu.

Saya sendiri umur sudah 38 tahun dan selama ini tidak pernah melihat hantu. Dan ketika saya tanya pada kakek-kakek yang usianya 70-an tahun, mereka seumur hidup juga belum pernah melihat hantu.
Memang kita harus percaya pada hal gaib, tapi bukan berarti harus percaya ada hantu.
Karena itu saya lebih suka mengajar anak-anak untuk tidak percaya ada hantu, daripada percaya dan takut hantu.
Kalau ada toh cuek aja.
Sering saya ajak anak-anak melewati rumah angker yang katanya ada hantu, lalu saya ajak lihat dan pandang, kali-kali ada hantu. Lumayan buat pengalaman.
Tapi tetap saja hantunya tidak keluar.

Intinya gak ada gunanya percaya ada hantu, jadi buat apa digembar-gemborkan.
Buat apa kita jadi bagian kemusyrikan.

Semoga anak Indonesia dan kita tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk hal-hal yang berkaitan dengan isu hantu-hantu.

From Bisa by : Isa Alamsyah

Related Post

Previous
Next Post »